Surabaya,
Kompas - Setelah Pemerintah Kota Surabaya selama dua hari mempergelarkan ludruk di Gedung Ketoprak, Taman Hiburan Rakyat (THR), Surabaya, kali ini giliran Taman Budaya Jawa Timur mengemas sajian yang sama bertitel "Sepekan Ludruk" mulai hari Kamis malam hingga hari Minggu (25/5) di Pendopo Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya.
Pergelaran sepekan ludruk yang diselenggarakan oleh lembaga seni budaya pemerintah ini pada gelaran pertamanya akan menampilkan pertunjukan ludruk kolaborasi dari seniman-seniman ludruk Karya Budaya (Mojokerto), Irama Budaya (Surabaya), dan Mega Budaya (Surabaya).
Kepala Seksi Penyajian Taman Budaya Jawa Timur Basuki kepada Kompas, Rabu, mengatakan, pertunjukan ludruk gabungan yang hendak dipertontonkan untuk warga masyarakat itu hasil dari geladi seni pertunjukan ludruk yang diselenggarakan oleh Kepala Seksi Pengembangan TBJT.
"Harapan kami, dari pertunjukan ludruk kolaborasi dari hasil geladi seni pertunjukan ludruk itu ada inovasi-inovasi baru," katanya. Gelar sepekan ludruk ini akan pula dimeriahkan dengan komunitas ludruk anak-anak dari SD Muhammadiyah XI Surabaya, komunitas ludruk remaja dari SMU Negeri 21 Surabaya, dan ludruk RRI Surabaya serta Mega Budaya Surabaya.
"Ludruk anak-anak dari SD Muhammadiyah XI Surabaya akan menampilkan lakon Garing-garinge Godong Tebu, ludruk remaja dari SMU Negeri 21 dengan lakon Sarip Tambak Oso. Sementara untuk ludruk yang lain, saya belum terima konfirmasi mengenai cerita lakonnya," kata Basuki.
Basuki mengatakan, pergelaran ludruk kali ini sudah merupakan program setelah tahun lalu menggelar kesenian tradisi wayang. "Kali ini memang giliran kesenian tradisi ludruk, dan angan-angannya setiap tahun secara bergiliran menampilkan kesenian-kesenian tradisi yang lainnya," ujarnya.
Menyoal tentang konsistensi sekaligus eksistensi ludruk kolaborasi hasil geladi seni pertunjukan ludruk, Basuki mengatakan, amat bergantung pada seniman ludruk bersangkutan.
Meskipun demikian, pihaknya menaruh pengharapan agar ludruk kolaborasi itu menjadi sebuah komunitas ludruk yang inovatif dan memberikan penawaran-penawaran baru. "Selain massal, seni pertunjukan ludruk bentuknya bisa juga minimalis, padet, satu-dua jam, dan luwes," ujarnya. (TIF)